Selasa, 15 April 2014

FASIES BATUAN METAMORF



 Fasies batuan Metamorf


Tekstur merupakan kenampakan batuan yang berdasarkan pada ukuran, bentuk dan orientasi butir mineral individual penyusun batuan metamorf (Jackson, 1970). Penamaan tekstur batuan metamorf umumnya menggunakan awalan blasto atau akhiran blastic yang ditambahkan pada istilah dasarnya. Berikut ini adalah tekstur khusus yang terdapat pada batuan metamorf.

1)    Relict/Palimset/Sisa
Tekstur ini merupakan tekstur batuan metamorf yang masih menunjukkan sisa tekstur batuan asalnya atau tekstur batuan asalnya masih tampak pada batuan metamorf tersebut. Awalan blasto digunakan untuk penamaan tekstur batuan metamorf ini.

Tekstur Relict pada diabas


2) Blastoporfiritik
Batuan metamorf yang tekstur porfiritik batuan beku asalnya masih bisa dikenali. Batuan yang mempunyai kondisi seperti ini sering disebut batuan metabeku atau metasedimen.
3) Blastofitik
Sisa tekstur ofitik batuan asal(batuan beku) masih tampak.

4) Granoblastik Polygonal
Granoblastik, apabila mineral penyusunnya berbentuk granular, equidimensional, batas mineralnya bersifat sutured(tidak teratur) dan umumnya kristalnya berbentuk anhedral.



5) Decussate
Tekstur  kristaloblastik batuan polimeneralik yang tidak menunjukkan keteraturan orientasi.



6) Mortar texture
Apabila fragmen mineral yang lebih besar terdapat pada massa dasar material yang berasal dari kirstal yang sama yang terkena pemecahan (crushing).












7) Sacaroidal
Tekstur yang kenampakannya seperti gula pasir.



8) Web texture




FASIES GRANULIT

Fasies metamorfosis adalah sekumpulan batuan yang masing -masing mempunyai paragenesa mineral; sekumpulan batuan yang masing masing mempunyai paragenesa mineral tertentu; mempunyai keseimbangan P dan T yang sama. Mineral indikatornya berupa himpunan mineral yang mencirikan kondisi P &T tertentu.
Konsep fasies metamorfik diperkenalkan oleh Eskola, 1915.
·         Definisi : Suatu kelompok batuan-batuan metamorf yang terbentuk pada kondisi temperatur dan tekanan yang sama(Written and Brooks, 1972).
·         Suatu kelompok batuan metamorf akan menunjukkan suatu kondisi fisik tertentu yang dicirikan oleh asosiasi mineralnya yang tetap
·         Fasies metamorfik dibatasi oleh tekanan dan temperatur tertentu serta dicirikan oleh hubungan teratur antara komposisi kimia dan mineralogi.

Fasies metamorfosa berdasarkan temperatur dan tekanan dari Eskola, 1939



              Bertambah temperatur



Perkembangan dari zeolit dalam batuan beku
Fasies Sanidin 
(Fasies diabas)
Fasies sekis hijau
Fasies epidot-amfibolit
Fasies amfibolit
(Fasies hornblende-gabro)
Fasies hornfel piroksen
(fasies gabro)
Fasies granulit
Fasies sekis glaukopan
Fasies eklogit
(fasies eklogit)






Bertambah tekanan





Hubungan temperatur dengan tekanan terhadap pembentukan fasies metamorfisme
 Metamorfosis granulit dipicu oleh masuknya rendah H2O cairan, yang memungkinkan mineral anhidrat seperti orthopyroxene terbentuk pada suhu jauh di bawah yang dibutuhkan dalam kondisi cairan-ada,  dan suhu puncak metamorfosis granulit lebih tinggi daripada yang ditunjukkan oleh geothermometers granulit umum digunakan karena komposisi-equilibrium kembali mineral pada pendinginan.
Fasies granulit merupakan malihan  mineral kumpulan yang dihasilkan oleh metamorfosis dari berbagai jenis batu mulai dalam kondisi  metamorfik yang sama dan biasanya ditandai dengan pembangunan, dalam batuan dasar beku komposisi, dari kumpulan mineral clinopyroxene - plagioklas - orthopyroxene - kuarsa. Variasi dari kumpulan mineral dengan komposisi mulai rock mencerminkan berbagai tertentu tekanan, temperatur, dan P (H 2 O) kondisi. Studi Eksperimental-T  stabilitas bidang P mineral menunjukkan bahwa fasies merupakan kondisi high-pressure / high-temperature yang dapat dipenuhi dekat pangkal dari kerak benua .
Dalam granulites mafik, Mg-Al estimasi Fe (816 ± 12 ° C) lebih rendah dari dalam dan alumina granulites menengah tetapi masih dalam perjanjian dalam kesalahan dengan kendala kesetimbangan fase Sebaliknya, rata-rata estimasi dikoreksi Fe-Mg tukar (793 ± 13 ° C) adalah jauh lebih tinggi daripada di granulites intermediate dan alumina. Tekanan rata-rata lebih tinggi untuk granulites mafik (~ 10 kbar) dibandingkan dengan alumina granulites dan menengah (6-8 kbar) adalah hasil dari fakta bahwa garnet merupakan tahap stabil di granulites mafik hanya pada tekanan yang relatif tinggi. Granulite sendiri memiliki 2 sub fasies, yaitu
Ø  Hornblende-granulit
Ø  Piroksen-granulit
Fasies Granulite ini proses metamorfosanya terjadi secara regional atau dinamothermal. Metamorfisme regional, proses yang berperan adalah kenaikan tekanan dan temperatur. Terjadi pada kulit bumi bagian dala, dimana faktor yang mempengaruhi adalah temperatur dan tekanan yang tinggi. Proses ini akan lebih intensif apabila diikuti oleh orogenesa.
Pada proses pembentukannya, batuan penyusun kerak bumi mengalami peremasan sehingga mengalami deformasi yang sangat kuat. Karena proses tersebut, batuan akan terlipat dan tersesarkan, dan kerak bumi akan menjadi semakin pendek dan tebal. Pada umumnya proses penebalan kerak bumi ini menghasilkan suatu pegunungan lipatan. Meskipun pada waktu terjadinya pembentukan pegunungan batuan kerak bumi menjadi semakin tinggi, ada masa batuan yang jumlahnya relative sama dengan batuan yang terlipatkan, tertekan kebawah ke tempat yang mempunyai temperature dan tekanan yang lebih tinggi. Pada tempat inilah terjadi proses metamorfisme yang kuat. Beberapa batuan yang mengalami deformasi mengalami peningkatan temperature yang tinggi, sehingga akan mencair dan membentuk magma. Magma yang membentuk densitas yang lebih rendah dari batuan sekitarnya akan bergerak naik keatas. Magma yang mencapai dekat permukaan bumi akan menyebabkan terjadinya proses metamorfisme kontak di dalam zona metamorfisme regional. Jadi inti dari suatu sistem pegunungan terdiri dari tubuh batuan beku intrusive yang dikelilingi oleh batuan metamorf derajat tinggi. Apabila batuan yang menyusun pegunungan ini tererosi, maka inti dari system pegunungan yang terdiri dari batuan beku dan batuan metamorf ini akan tersingkap.
Pada kondisi lingkungan yang sangat ekstrim, batuan metamorf tingkat tinggi pun akan mengalami perubahan. Pada lingkungan dengan tekanan rendah dan temperature lebih besar dari 800 C, batuan sekis atau genes yang mempunyai komposisi seperti batuan beku granit akan mulai mengalami peleburan. Mineral-mineral silikat yang berwarna terang seperti kuarsa dan potas feldspar (ortoklas), akan mencair prtama kali, sedangkan mineral silikat yang berwarna gelap seperti amfibol dan biotit masih tetap dalam keadaan padat.
Apabila batuan yang sebagian mencair ini mengalami pendinginan keembali, akan membentuk batuan yang disusun oleh lajur yang berwarna terangdan gelap. Lajur yang berwarna terang dibentuk oleh batuan beku kristalin, sedang lajur yang berwarna gelap dibentuk oleh mineral-mineral batuan metamorf yang tidak mencair. Batuan tipe semacam ini merupakan campuran antara batuan beku dan batuan metamorf dan disebut migmatit. Untuk granulite sendiri terbentuknya di batuan yang disusun oleh lajur yang berwarna terang.










DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2009.Hubungan Tekstur Batuan Metamorf dengan Tingkat dan Tipe Metamorfisme.
Winter, D John. 1997.  Chapter 23 Metamorpic Textures. Whitman College.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar