BAB II
BATUAN BEKU
2.1. Tinjauan Umum Batuan Beku
Batuan beku adalah merupakan kumpulan (agregate) mineral-mineral silikat dari
hasil penghabluran magma yang mendingin (W.T.
Huang, 1962). Proses pembekuan tersebut merupakan perubahan fase cair
menjadi padat.
Proses pembekuan magma sangat dipengaruhi oleh sifat magma asal yang akan
tercermin dari tekstur dan struktur primer pada batuan.
Pada batuan beku, mineral yang sering dijumpai dapat
dibedakan menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu :
v Mineral felsik : adalah mineral-mineral yang memiliki warna yang
cerah. dan tersusun atas silika dan aluminium. Mineral tersebut antara
lain kwarsa, plagioklas, orthoklas,
muskovit.
v Mineral mafik : adalah mineral-mineral yang memiliki warna yang
gelap, tersusun atas unsur besi, magnesium, kalsium, misalnya olivine,
piroksin, hornblende, biotit, dll.
Setiap
mineral memiliki kondisi tertentu pada saat mengkristal. Mineral mafik pada
umumnya mengkristal pada suhu yang relatif tinggi dibandingkan dengan mineral
felsik.
Magma
adalah larutan silikat pijar yang terbentuk secara alamiah, bersifat mobile
dengan temperatur 900oC – 1600oC dari dasar kerak bumi
atau dari selubung bumi atas bagian atas. Pembekuan magma dapat terjadi di
dekat atau di permukaan yang selanjutnya akan membentuk batuan beku vulkanik
dan ada yang membeku di antara batuan beku vulkanik dan plutonik yang disebut
sebagai batuan beku hipobisal atau batuan beku gang atau porfiri. Magma terdiri dari unsur O, Si, Al, Fe, Mg,
Na, Ca, K, senyawa berupa H2O, CO2 dan gas berupa H2S,
HCl, CH4, dan CO.
Tabel 2.1.
Hubungan antara jenis magma dengan viskositas dan temperatur.
Jenis Magma
|
Komposisi
Kimia
|
Temperatur
|
Viskositas
|
Kandungan
Gas
|
Basaltik
|
45-55% SiO2, Tinggi akan Fe, Mg, Ca,
rendah K, Na
|
1000o – 1200o C
|
10 – 103 PaS
|
Rendah
|
Andesitik
|
55 – 65% SiO2 Kandungan Fe,Mg, Ca, K
dan Na sedang
|
800o – 1000o C
|
103 – 105 PaS
|
Sedang
|
Rhyolitik
|
65 – 75% SiO2, rendah akan Mg,Ca dan
tinggi akan K, Na.
|
650o – 800o C
|
105 – 109 PaS
|
Tinggi
|
Penggolongan batuan beku dapat dilakukan
berdasarkan kepada tiga patokan utama, yaitu :
Ø Berdasarkan genesa batuannya
Ø Berdasarkan senyawa kimia yang terkandung
Ø Berdasarkan komposisi mineralnya
Berdasrkan genesa atau tempat terjadinya batuan beku dapat dibagi atas tiga
bagian, yaitu:
§ Batuan Ekstrusi (Vulkanik)
Batuan ini terdiri dari
material yang dikeluarkan ke permukaan bumi baik di daratan maupun di bawah
permukaan laut. Material ini mendingin dengan cepat, ada yang berbentuk padat
atau suatu larutan yang kental dan panas disebut larva.
§ Batuan Intrusi (Plutonik)
Proses pembentukan ini
sangat berbeda dengan proses pembentukaqn batuan ekstrusi, dimana batuan ini
sifatnya menerobos batuan yang telah terbentuk sebelumnya. Ada tiga prinsip
dari tipe bentuk intrusi batuan beku berdasarkan bentuk dasar dari geometri,
yaitu:
Ø Batuan tidak beraturan, pada umumnya berbentuk
diskordan dan biasanya memiliki bentuk yang jelas di permukaan (batolit dan stock).
Ø Intrusi bentuk tabular, mempunyai dua bentuk yang
berbeda yaitu yang mempunyai bentuk diskordan (dike) dan yang berbentuk konkordan (sill dan lakolit).
Ø Intrusi yang memiliki tubuh yang kecil, bentuk
yang khas dari grup ini adalah intrusi silinder atau pipa. Sebagian besar dari
sisa korok gunung api (volcanic rock)
§ Batuan Beku Gang (Hipobisal)
Batuan ini terbentuk
diatara batuan plutonikdan vulkanik, disebut juga dengan istilah batuan beku
gang atau hipobisal.
2.2. Tekstur Batuan Beku
Pengertian tekstur pada batuan beku mengacu kepada
kenampakan butir mineral didalamnya, yang meliputi tingkat kristalisasi, ukuran
butir, granularitas dan hubungan antar butir (fabrik).
Tekstur adalah kenampakkan atau ciri batuan yang berkaitan dengan
hubungan antara komponen batuan baik yang kristalin maupun non kristalin dan
dapat mencerminkan cara terdapatnya ataupun cara pembentukan batuan. Hal
tersebut dikarenakan tekstur batuan beku menunjukkan derajat kristalisasi,
ukuran butir atau granularitas, dan
fabrik (kemas).
Ø Derajat Kristalisasi (Degree
of Crystallinity).
Derajat kristalisasi mencerminkan keadaan proporsi
antara komponen kristalin dengan non kristalin (amorf) massa
gelas dalam batuan beku, yang dibedakan atas :
§ Holokristalin,
Apabila batuan tersebut terdiri dari massa kristal seluruhnya. Kristal biasanya
berupa granular, mikrolit yaitu kristal yang berukuran halus yang berbentuk
tabular maupun prismatik dan bersifat anisotrof, serta berupa kristalin, yaitu
kristal yang berukuran sangat halus yang berbentuk sperikel, seperti rambut
atau tongkat dan bersifat anisotrof.
§ Hipokristalin
Apabila batuan disusun oleh massa gelas dan massa
kristal, hal ini disebut juga dengan istilah metokristalin.
§ Holohialin
Apabila batuan tersebut disusun oleh massa gelas
seluruhnya.
Ø Ukuran Butir (Granularitas)
Ukuran butir dalam batuan beku dapat sangat halus yang
tidak dapat dikenal meskipun dengan menggunakan mikroskop, tetapi dapat pula
sangat kasar. Umumnya dikenal 2 (dua) kelompok ukuran butir, yaitu :
§ Fanerik
Dikatakan fanerik apabila batuan
mempunyai ukuran butir kristalnya kasar (dapat dilihat dengan jelas), dengan
ketentuan
-
Fanerik sangat kasar, bila
diameter berukuran > 3 cm.
-
Fanerik kasar, bila diameter
berukuran 5 mm – 3 cm.
-
Fanerik sedang, bila diameter
berukuran 1 mm – 5 mm.
-
Fanerik halus, bila diameter
berukuran < 1 mm.
§ Afanitik
Dikatakan afanitik apabila ukuran butir
individu kristal sangat halus, sehingga tidak dapat dibedakan dengan kasat
mata. Batuan dengan tekstur afanitik dapat disusun atas massa
kristal, massa
gelas, ataupun keduanya. Selain itu juga dikenal istilah mikrokristalin dan kriptokristalin.
Disebut mikrokristalin apabila kristal individu dapat dikenal atau dilihat
dengan menggunakan mikroskop, sedangkan apabila kristal individu dapat dilihat
tanpa menggunakan mikroskop, maka disebut dengan kriptokristalin.
Granulitas dipengaruhi oleh komposisi kimia magma, dalam
hal ini akan mempengaruhi viskositas, kecepatan pendinginan, dan kedalaman
sebagai fungsi dari tekanan. Magma dengan viskositas rendah di bawah tekanan
tinggi kristalnya akan tumbuh dengan baik, sebaliknya untuk magma tekanan
rendah viskositas tinggi serta dekat dengan permukaan, dalam hal ini batuan
holokristalin dengan ukuran butir sedang – kasar merupakan ciri untuk batuan
plutonik sedangkan untuk batuan kristalin halus, afanitik, dengan gelas
terbentuk akibat pendinginan yang cepat dengan viskositas magma yang tinggi.
Ø Fabrik (Kemas)
Merupakan tekstur
yang memperlihatkan hubungan geometri antara bentuk dan proporsi butir-butir
penyusun batuan. Secara individu bentuk butir mineral dibedakan atas :
§ Euhedral, bila mineral dibatasai oleh bidang atau bentuk kristal yang
sempurna.
§ Subhedral, bila mineral dibatasi oleh sebagian bidang atau bentuk kristalnya.
§ Anhedral, bila mineral tidak dibatasi oleh bidang atau bentuk kristalnya.
Gambar 2.1.
Bentuk butir mineral
Sedangkan fabrik (kemas)
dibedakan atas :
§ Equigranular, bila batuan disusun
oleh butiran-butiran mineral yang relatif seragam, dibedakan atas:
o
Panidiamorfik granular, bila batuan
disusun oleh mineral yang berbentuk euhedral dan ukuran butir relatif seragam.
o
Hipidiamorfik granular, bila batuan
disusun oleh mineral yang berbentuk sub hedral dan ukuran butir relatif
seragam.
o
Allotriamorfik granular, bila batuan
disusun oleh mineral yang berbentuk anhedral dan ukuran butir relatif seragam.
§ Inequigranular, bila mineral disusun
oleh butiran-butiran mineral yang relatif tidak seragam, seperti:
o
Porfiritik, bila kristal atau mineral
yang berukuran besar (fenokris)
tertanam dalam masa dasar (matrik)
kristal-kristal yang berukuran lebih kecil.
o
Vitrofirik, seperti tekstur porfiritik
tetapi masa dasarnya berupa gelas.
Gambar 2.2.
Kemas Batuan Beku.
2.3. Tekstur Khusus Batuan Beku
Selain tekstur umum,dalam pengamatan
secara mikroskopis akan dapat dengan mudah diamati adanya tekstur-tekstur
khusus dalam batuan beku, seperti tekstur tumbuh bersama antara dua mineral (intergrowth), tekstur aliran maupun
tekstur khusus lainnya.
2.3.1. Tekstur Intergrowth (Tekstur Tumbuh Berasama)
Ø Ofitik, tumbuh bersama antara
plagioklas dengan piroksin, dimana plagioklas terbentuk lebih dahulu, kemudian
tumbuh bersama dengan piroksin (kristal piroksin lebih besar dari plagioklas).
Ø Sub-ofitik, tekstur ofitik, dimana
plagioklas dan piroksin berukuran sama besar.
Ø Diabasik, tekstur ofitik, dimana
piroksin tidak terlihat jelas dan plagioklas membentuk radier terhadap piroksin.
Ø Hialoofitik, tekstur ofitik dalam massa dasar gelas.
Ø Intergranular, tekstur dimana butiran mineral – mineral mafik
(olivin, piroksin) berada diantara mineral-mineral plagioklas yang memanjang
dengan arah yang tidak teratur (random)
Ø Intersental, seperti tekstur intergranular, tetapi
bagian-bagian (ruang) antar mineral-mineral plagioklas ditempati oleh mineral
gelas atau oleh mineral-mineral sekunder, seperti klorit, serpentin, kalsit,
dll.
Ø Grafik, tumbuh bersama antara mineral kuarsa dengan
K-Feldspar pada titik eutektik dimana kuarsa berbentuk runcing (angular) dengan letak tidak teratur.
Ø Granofitik, tumbuh bersama antara kuarsa dan K-Feldspar
tidak pada titik eutektik tetapi pada proses replacement. Kuarsa terbentuk
anhedral dan tidak teratur memperlihatkan kontinuitas warna (bias rangkap), misalnya memperlihatkan
BF kuning keseluruhan.
Ø Mirmekitik, tekstur tumbuh bersama antara kuarsa dengan
plagioklas asam, dimana kuarsa membentuk menjari atau seperti jaring yang
membentuk radial terhadap palgioklas asam (kuarsa seperti inklusi di dalam
plagioklas asam). Ciri lain
pemadaman kuarsa akan serentak pada saat meja diputar.
Ø Pertit, tekstur tumbuh bersama antara K-Feldspar
(mikroklin & orthoklas) dengan plagioklas asam oleh proses inmixing atau exolution (pemisahan
terjadi karena penurunan teperatur). K-Feldspar tumbuh lebih besar dan
plagioklas asam biasa tumbuh teratur pada bidang belah K-Feldspar.
Ø Antipertit, seperti tekstur pertit, namun plagioklas asam
tumbuh lebih besar.
Gambar 2.3.
Tekstur Intergrowth
2.3.2. Tekstur Aliran
Ø Trakitik, tekstur menunjukkan kesan
aliran, dimana fenokris ataupun mikrolit-mikrolit sanidin (K-feldspar) bersama
plagioklas menunjukkan pola kesejajaran.
Ø Pilotaksitik, fenokris dan massa
dasar plagioklas menunjukkan pensejajaran akibat pengaliran.
Ø Hialopilitik, mikrolit-mikrolit plagioklas dijumpai
bersama-sama dengan arah tidak teratur dalam massa dasar gelas.
2.3.3. Tekstur Khusus Lain
Ø Felted tekstur, tekstur dimana massa
dasar terdiri dari mikrolit-mikrolit yang tidak beraturan.
Ø Felsoferik, tektur dimana massa dasar terdiri dari intergrowth antara kuarsa dengan
feldspar.
Ø Corona atau Reaction Rim atau Kelfitik Rim,
tekstur dimana
mineral asal (pertama terbentuk) dikelilingi atau dilingkupi oleh mineral yang
terbentuk berikutnya. Terjadi pada proses magmatik atau oleh proses metamorfosa
derajat rendah.
Ø Ravakivi, tektur dimana K-Feldspar dilingkupi oleh
plagioklas asam (oligoklas).
Ø Poikilitik, tekstur dimana terdapat inklusi-inklusi mineral
secara random dalam satu mineral besar.
Ø Glamero pofiritik, tekstur ditunjukkan oleh adanya fenokris -
fenokris sejenis yang mengumpul dan tertanam dalam massa dasar.
Ø Kumolo porfiritik, tekstur yang ditunjukkan oleh
mengumpulnya fenokris-fenokris yang tidak sejenis.
(a)
(b)
(c)
Gambar 2.4.
Tekstur Khusus Lain (a). Corona, (b). Reaction Rim, (c). Exsolution
2.4.
Klasifikasi Batuan Beku
Banyak para
ahli mengklasifikasikan batuan beku,ada yang mengklasifikasikan berdasarkan
tempat terbentuknya (Rosen Busch) yang dibedakan menjadi
:
v Batuan beku vulkanik, yaitu batuan beku
yang membeku dipermukaan
v Batuan beku kerok atau hipobisal, yaitu
batuan beku yang membeku diantara batuan beku efusif dan batuan beku plutonik.
v Batuan beku plutonik, yaitu batuan beku
yang membeku di bawah permukaan.
Tetapi
klasifikasi batuan beku secara umum dibedakan secara kimiawi dan mineralogi.
Penggolongan batuan beku berdasarkan hal tersebut telah banyak dikemukakan oleh
para penulis-penulis terdahulu. Sebagai contoh, dalam praktikum petrologi
secara umum batuan beku dipisahkan berdasarkan komposisi kimianya (kandungan
SiO2) yang dibedakan atas batuan beku ultrabasa, batuan beku basa,
batuan beku intermedier, dan batuan beku asam.
Klasifikasi batuan beku
berdasarkan kesamaan komposisi mineralogi dan kimia dikemukakan oleh WEELS dan DALY yang dikenal dengan
nama “CLAN CONCEPT”, klasifikasi ini
tidak mempersoalkan apakah mereka terbentuk pada permukaan atau pada kedalaman
bumi, juga tanpa mempersoalkan apa teksturnya dan apakah berasal dari proses
magmatik atau metasomatic. Suatu clan dari batuan-batuan dibatasi oleh
persamaan komposisinya, dalam perbedaan setiap clan akan ditentukan berdasarkan
tekstur antara komposisi-komposisi batuan yang berbutir halus dan kelompok
batuan yang berbutir kasar. Sebagian besar batuan-batuan yang membentuk
kelompok (family) yang demikian
adalah batuan vulkanik dan batuan plutonik. Berdasarkan klan yang dimilikinya
setiap batuan yang berbutir kasar akan diberi klan yang sama.
Didasarkan pada kesamaan komposisi mineral dan
tekstur, batuan beku dibagi atas lima kerabat (clan), yaitu : Kerabat batuan Ultramafik dan Lamprofir, Kerabat
batuan Gabro Kalk Alkali, Kerabat batuan Gabro Alkali, Kerabat batuan Diorit
Monzonit Syenit, Kerabat batuan Granodiorit Adamelit dan Granit.
Tabel 2.2. Ciri – Ciri Kerabat Batuan
Kerabat
Parameter
|
Ultramafik dan Lamprofir
|
Gabro Alkali
|
Gabro Kalk Alkali
|
Diorit Mozonit Syenit
|
Granodiorit Adamelit Granit
|
Indeks warna
Kwarsa
Plagioklas
Mineralogy
|
>70
-
An 70
Olivin,
Piroksin, Hrb, Plg basa
|
40 – 70
-
An 50 – 70
Olivin, Piroksin, Hrb, Plg basa
KF < 10 %
|
40 – 70
-
An 50 – 70
Olivin, Piroksin
KF > 10 %
Hrb, Plg basa
|
10 – 40
<10 %
An 30–50
Olivin,
Px, Hrb, Plg, Biotit, Kwarsa KF< 10 %
|
10
>10 %
< An 30
Biotit, Kwarsa, Muskovit, KF >> plg, asam
|
Tekstur
Khusus
|
Ofitik, Subofitik, Poiklitik, Corona,
Kellipitik rim, Intergranular, Intersertal, Afirik, Pilotaksitik
|
Trakhitik
pilotaks
|
Grafik
Mirmekitik
Granofirik
Pertit
Anti pertit
|
2.4.1. Kerabat Batuan
Ultramafik dan Lamprofir
Sebagian besar
batuan ultramafik atau juga disebut ultrabasa mengandung silika lebih kecil
dari 45 %. Batuan ini mempunyai indeks warna yang lebih besar dari 70. batuan
ini tidak mengandung feldspar atau kurang dari 10 %, batuan ini banyak
ditemukan pada bagian bawah dari sill tebal, aliran-aliran lapolik dimana
semakin keatas berangsur kebatuan basa. Kejadian pada posisi demikian merupakan
gejala akhir dari pembentukan kristal sebelumnya. Batuan ultramafik lainnya
kemungkinan berasal dari diferensiasi kristal dan beberapa diantaranya
dihasilkan oleh alterasi metasomatik sebelumnya.
Variasi Batuan
1. Tipe Berbutir Halus
- Picrit dan Ankaramit
Pada picrit ultramafik mengandung olivin
antara setengah sampai tiga perempat bagian dari seluruh volume batuan,
persentase Ca-Plagioklas berkisar antara 10 – 25 %. Jenis piroksen yang
terdapat pada picrit yang berasosiasi dengan batuan kalk alkali basalt dan
diabas adalah augit, pigeonit yang bercampur dengan sedikit hornblende pada
picrit yang berasosiasi dengan alkali basalt dan diabas biasanya mengandung
piroksen dari jenis titanugit dan paling banyak dari jenis negirin augit.
Amfibol yang terdapat adalah barkevit atau arvecson. Kadang kala pada alkali
picrit dijumpai variasi sedikit kalium feldspar. Sisa-sisa yang dibentuk oleh olivin
yang terbanyak berupa fenokris labradorit atau biotit, bijih besi, apatit,
karbonat deuterik dan kadang kala sedikit felspar serta gelas.
b.
Limburgit
Biasa berbentuk aliran, dike, sill, plug
(sumbat lava) dan selalu berasosisasi dengan batuan alkali basa terutama
adalsit, basanit dan monchiquit, kebanyakan berwarna gelap kaya akan gelas,
felspar tetapi sedikit plagioklas atau nefelin atau kedua-duanya.
Jenis yang kaya Felspatoid antara lain :
Ø Kutunggit
Kutunggit adalah kelilitit yang kaya akan
melillitik dan miskin piroksin. Kandungan silikanya rata-rata 35 % yang
menjadikan batuan ini merupakan salah satu lava yang sangat basa. Mengandung
kalium lebih banyak dari pada natrium. Fenokris melilit serta olivin secara
bersamaan membentuk dua pertiga dari masa batuan. Apatit, provskit dan magnetit
titan besi melimpah sedangkan biotit, kalliofilit, leusit dan nefelin berjumlah
sedikit.
Ø Ugandit
Ugandit adalah leusitit olivin melanokratik
tinggi namun kekurangan melilit. Terdiri dari olivin dengan sejumlah augit,
leusit, provskit mineral bijih dan biotit didalam masa dasar gelas hitam.
Ø Maduptit
Maduptit
dari leucit hills, Hyoming juga merupakan leusitit yang kaya akan gelas, hampir
separuhnya merupakan diopsid sekitar seperlimanya phlogofit dan sepersepuluhnya
adalah provskit, apatit dan mineral bijih, leusit jarang atua tidak hadir. Kaya
akan K dan Ni.
Ø Mafurit
Berbentuk aliran serta
bongkah, bersifat kurang asam dengan kandungan K lebih tinggi daripada ugandit,
kalsilit, mineral jarangnya adalah polimorf KAlSiO4 yang menjadi
penyusun utama dalam masa dasar gelas.
Ø Melilit dan Nefelinit
Batuan-batuan
ini umumnya kekurangan plagioklas, dari sini nama asalnya “basalt melilit” dan
“basalt nefelin”, diantaranya ada yang mengandung silika cukup banyak dan
memiliki indeks warna cukup rendah sehingga berubah menjadi kerabat alkali
gabro. Nefelinit tersusun oleh nefelin dan augit serta kekurangan mineral
melilit, dengan masa dasar nefelin, olivin yang terserpentinasikan dan biotit.
2. Tipe Berbutir Kasar
a.
Dunit.
Batuan ini hampir seluruhnya terdiri dari
olivin, pada umumnya berbentuk sill tetapi ditemukan juga sebagai lensa-lensa
paralel dan pipa-pipa menyilang berpotongan. Kromit dan pikotit sangat utama
dalam dunit. Selain itu dalam dunit kaya akan magnetit, ilmenit, dan pyrkolit
dan berbagai kumpulan platina alam, spinel hijau, enstatit dan diallag sangat
jarang dan sedikit.
b.
Peridotit
Penyusun utama
adalah dunit dan olivin dan mengandung beberapa mineral mafik lain dalam jumlah
banyak dan perubahan jenis menunjukkan sebagian besar mengandung mineral mafik
ini. Berdasarkan dari kandungan mineral piroksennya peridotit dibedakan menjadi
beberapa variasi, yaitu : Wherklite yang mengandung olivin dan dialage (px) dengan perbandingan
3 : 1, mineral tambahannya enstatite, hornblende, pikotite dan chromit dalam
jumlah kecil. Harzburgite terdiri dari mineral olivin dan ortho piroksen
(enstatite, bronzite atau hiprestine), mineral tambahan chromite, besi, diopsid dan diallage.
Lherzolite adalah pertengahan antara wherlit dan harzburgit mengandung diallag
dan orthopiroksen dijumpai dalam jumlah yang seimbang. Jenis peridotit yang
lain adalah :
·
Peridotit Hornblende, ciri – cirinya : hornblende hadir berukuran besar, hasil ubahan
deuritik piroksen dan olivine, tekstur poilitik (olivin dan pyroksen
menginklusi hornblende), Mineral lain yang hadir flogopit, magnetit, pirotit,
spinel, apatit dan plagioklas kalsik.
·
Peridotit Mika (Kimberlit), sering berasosiasi dengan endapan intan, Kimberlite hasil ubahan
dari mineral melilit olivin dan alonit, shand kimberlit adalah breksi yang kaya
akan xenolit dalam masa dasar dalam campuran serpentin, karbonat, olivin,
piroksen, garnet, ilemenit, biotit, cromit.
c. Serpentinit
Sill yang sangat
besar yang tersusun oleh serpentnit ditemukan dibeberapa sabuk orogen, dimana
batuan ini mengintrusi sedimen geosinklial dan beasosiasi dengan aliran-aliran
dan sill spilit. Dominan tersusun oleh mineral serpentinit hasil serpentinisasi
oleh olivin dan piroksen. Umumnya hasil ubahan dari dunit atau peridotit, olivin
terubah menjadi serpentinit membentuk tekstur mesh (jala), piroksen (enstatit)
terubah menjadi serpentinit membentuk tekstur bastit.
d. Piroksinit
Adalah batuan beku
yang dominan disusun oleh piroksen (90 %), mineral lain hornblende, biotite dan
plagioklas (sedikit), umumnya bertekstur kasar,
allotriomorfik granular, garnet, spinel, opak, apatit, olivin, mineral
sulfida, cromit, klinopiroksinit sangat jarang dijumpai dibandingkan
orthopiroksen. Variasi dari piroksin, yaitu :
a)
Piroksinit biotit, dimana biotit
hadir (50 %) dengan asosiasi mineral lainnya augit, aktinolit, opak, dan
apatit.
b)
Piroksinit hornblende dimana
augit hadir 60 % dan hornblende 30 % dengan mineral lainnya pirit, spinel,
apatit dan anortit.
c)
Diopsidit, dominan disusun oleh
piroksen jenis diopsit.
d)
Websterit, mineral ortopiroksin
dan klinopiroksin hadir dalam jumlah yang sama dan tumbuh bersama.
e)
Piroksinit yang kaya akan
feldspartoid seperti unchompagrite turjait dan okait (dominan foid yang hadir
melilit), sedangkan melteigite, jacupiringte dan missaurite (foid yang hadir
adalah nefelin dan leucit).
2.4.2.
Kerabat Batuan Gabro Kalk Alkali
Batuan beku ini
mempunyai komposisi terutama terdiri dari plagioklas yang lebih basa Ab1An1
sehingga mempunyai indeks warna lebih besar dari 40. mengandung mineral augit,
hipersten, dan olivine yang merupakan mineral mafik yang khas dalam batuan ini.
Beberapa dari batuan ini mengandung kwarsa atau alkali feldspar atau keduanya,
tetapi tidak satupun yang mengandung lebih dari 10 % alkali feldspar.
Variasi Batuan
1. Berbutir Halus
- Basal dan Diabas
Umumnya basalt merupakan batuan yang berbutir
halus dan diabas merupakan batuan yang berbutir sedang. Tekstur holohialin
sampai holokristalin. Perubahan komposisi yang secara keseluruhan terdiri dari
gelas terutama dijumpai dibagian tepi intrusi-intrusi dangkal karena
pendinginan secara cepat, dalam inti-inti aliran lava dan dalam lava-lava yang
mendingin secara cepat karena mengalir kedalam air atau dibawah es.
Tekstur-tekstur porfiritik tersebar luas baik dalam batuan basalt maupun diabas
dan fenokris-fenokrisnya mungkin terdiri dari olivine, piroksen atau feldspar.
- Olivin Basalt dan Olivin Diabas
Olivin basalt, tekstur poforitik,
fenokris berbentuk zoning, berupa Olivin dan plagioklas (An50 – An80).
Masa dasar plagioklas (An50 – An80), olivin,
klinopiroksen (pigeonit – augit).
Olivin Diabas, secara mineralogi dan
teksturnya batuan ini tidak berbeda dengan batuan olivine basalt, terdapat
dalam sills dan dike yang tebal biasanya berukuran butir lebih besar daripada
yang terdapat dilava-lava. Adanya tekstur ophitic dan poikilitik.
- Thoelitic Basalt dan Thoelitic Diabas
Thoelitic Basalt, batuan
ini tersusun oleh labradorit, klinopiroksen dan bijih besi, umumnya terdapat
diantara basalt-basalt diantara jalur orogenesa. Olivine biasanya tidak
dijumpai, biasanya terdapat dekat dengan dasar aliran lava.
Thoelitic Diabas, umumnya
merupakan batuan aluminous, saturated, sedikit oversaturated dengan silica,
tetapi dekat dengan dasar sills yang tebal, batuan ini dapat meningkat menjadi
batuan diabas yang kaya akan olivine. Mempunyai tekstur intergranular yang
halus maupun intersal.
2. Berbutir Kasar
Pada sebagian besar batuan gabro,
yang berbutir kasar dan yang berbutir medium, mikro gabro, mineral utamanya
adalah plagioklas yang lebih casic dari Ab1An1 mineral
mafik yang hadir adalah augit, hipersten dan olivine. Jarang mengandung
hornblende dan biotit, mempunyai indeks warna yang berkisar dari 40 – 70,
sedangkan sebagian besar batuan diorite mempunyai indeks warna sekitar 10-40,
untuk batuan yang mendekati indeks warna 40 komposisi dari plagioklas dapat
digunakan dalam penentuan nama batuan itu.
Normal gabro, bila komposisi
terutama terdiri dari labradorit dan augit atau diallage. Norite, batuan gabro
dimana mineral hiperstennya lebih banyak dari pada mineral klinopiroksinnya.
Dan bila suatu batuan dimana kedua macam mineral piroksen terdapat tetapi
mineral plagioklasnya lebih calsik dari labradorit disebut eucrite. Dengan
penambahan pada kandungan olivinnya, maka batuan ini dapat meningkat menjadi
olivine gabro, olivine norit, dan olivine eucrit. Perubahan selanjutnya akan
meningkat menjadi Troctolit yang komposisinya hampir semuanya terdiri dari
olivine dan labradorit atau bitownit, dan akan meningkat menjadi allivalite,
dipihak lain batuan piroksen gabro menjadi batuan anorthosit dengan pengurangan
indeks warnanya menjadi 10.
2.4.3. Kerabat Batuan
Gabro Alkali
Batuan beku jenis ini kaya akan alkali dan miskin
akan silica. Beberapa batuan ini dengan penambahan indeks warna lebih dari 70
dapat menigkat menjadi anggota kelompok batuan ultra mafic. Mempunyai
tekstur porfiritik, intergranular,
ofitik, intersal, poiklitik, trakhitik, feldspar atau felspatoid hadir lebih
besar dari 10 %, mineral mafik yang
terdapat pada batuan ini, yaitu : olivine, piroksen (pigeonit – augit,
hipersten – augit).
Variasi Batuan
1. Tekstur halus
a.
Tracybasalt
Sebagian
besar batuan tracybasalt berasosiasi erat dengan batuan trachite dan phonolit
atau dengan batuan olivine basalt dan oligoklas basalt. Mineral mafik yang umum
olivine dan augit yang lain hornblende dan biotit (kadang), felspar potasik
>10% (ortho, sanidin), terdapat dalam masa dasar atau melingkupi plagioklas.
b. Spilit
Intrusi-intrusi spilitic
diabas dan aliran-aliran lava bantal spilitic basalt tersebar luas dan tebal
diantara batuan-batuan yang terbentuk dalam geosinklin-geosinklin dan banyak
yang disertai dengan sill-sill serpentin dan lava-lava karatofir. Batuan ini
mempunyai tekstur intergranular, porfiritik, basalt yang dicirikan oleh felsfar
sodium melimpah, umumnya banyak mengandung mineral sekunder hasil ubahan yaitu
klorit, kalsit, dan epidot, mineral mafik utama piroksen berubah menjadi klorit
dan aktinolit, olivine jarang. Adanya mineral clorit, calsic dan aktinolit
menunjukkan efek-efek penembusan dari larutan-larutan deuteric.
c. Basanit dan Tephrite
Mengandung mineral
plagioklas, dimana mineral ini menempati lebih dari 10 % volumenya. Batuan
tephrite baik yang mengandung olivin maupun sedikit mineral olivine. Sedangkan
basanit mengandung mineral olivin dalam jumlah yang tertentu meskipun jarang
tak dijumpai piroksen. Batuan-batuan dengan komposisi yang sama, tetapi
mengandung gelas yang kaya akan soda sebagai ganti mineral feldspathoidnya,
disebut “Basanitoids”.
d. Nephelinit dan Leucicates
Batuan ini merupakan
lava-lava, intrusi-intrusi dangkal. Batuan ini cukup kaya akan mineral-minerak
gelap, mempunyai tekstur forfiritik, intergranular, bagian dari tekstur halus
klan gabro alkali dengan felsfarnya < 10 %, Nefelinit : utama nefelin,
Leusinit yang mengandung olivine. Pada batuan nepheline sebagian besar
fenokris-fenokrisnya ialah nepheline, dan diopside atau titanoferous augite.
2. Tekstur Kasar
a. Sutallenit
Batuan
ini mempunyai ukuran butir sama dengan batuan tracybasalt yaitu sedang sampai
kasar. Batuan ini dibedakan dari batuan monzonit dengan banyaknya mineral
olivin, indeks warna lebih dari 60 dan persentase silikonnya lebih rendah.
b. Takanite
Batuan ini membentuk suatu
kelompok yang heteronius yang khusus. Mengandung cukup sedikit silica dan cukup
kaya akan mineral mafik untuk memasukkan kedalam kelompok alkali gabro.
Mineralnya yang khas adalah orthoklas atau sanidin.
c. Malignit
Batuan malignit dijumpai
diantara batuan-batuan alkali. Dimana augit sebagai mineral mafiknya yang
paling dominan disertai dengan banyak sekali mineral hastingsite yang kaya akan
besi dan mineral mikroklin yang menggantikan mineral plagioklas, mempunyai
tekstur forfiritik dan mineral yang khas adalah aegerin – augit (50%).
d. Shonkinit
Plagioklas tidak hadir
tetapi mineral orthoklas atau sanidin hadir (20-25 %),
mineral lain sedikit seperti nefelin, leucit, apatit.
e. Kentalonit
Mempunyai
ukuran butir menengah sampai kasar, plagioklas & orthoklas hadir relatif
seimbang, mineral lain seperti opak dan apatit.
2.4.4. Kerabat Batuan
Diorit Monzonit Syenit
Batuan ini digolongkan kedalam batuan intermedier
sebab persentase silikanya 52 sampai 66 %. mempunyai indeks
warna 10 – 40, tidak mengandung kwarsa atau kwarsa <10 %, secara umum
dicirikan dengan melimpahnya plagioklas An 30 – 50 (oligoklas, andesin),
mineral mafik yang ada pada batuan ini : hornblende, piroksin, biotit, mineral
penyerta : apatit, zirkon, dicirikan dengan hadirnya feldspatoid, variasi
kerabatnya atau jenis batuannya dipisahkan berdsasarkan kehadiran Feldspatoid
dan rasio atau perbandingan antara K –
feldspar dengan total feldspar, mempunyai tekstur khusus trakhitik,
pilotaksitik.
Tabel 2.3.
Klasifikasi kerabat Diorit Monzonit Syenit berdasarkan rasio KF dengan TF dan
kehadiran mineral felspatoid
Tekstur
|
KF
<1/3 FT
|
1/3FT<KF<FT
|
KF >
2/3 FT
|
Felspatoid
|
Halus
|
Andesit
|
Traciandesit
|
Trakhit
|
Fonolit
|
Kasar
|
Diorit
|
Monzonit
|
Syenit
|
Felspatoid syenit
|
Variasi Batuan
1. Tekstur Halus
a.
Andesit
Kebanyakan andesit adalah
batuan porfiritik dengan masa dasar pilotaxitic atau bylopitic. Walaupun banyak
yang vitrophyritic. Intergranular, intersal dan tekstur ophytic. Mineral mafic
yang dominan adalah olivine, hypersten, augit, hornblende dan biotit andesit.
Mineral felsic yang dominan adalah plagioklas An40.
banyak andesit mempunyai komposisi campuran antara kwarsa dan alkali feldspar.
Andesit ini dapat dibedakan menjadi andesit mengandung olivine, piroxene
andesit, hornblende andesit dan andesit biotit.
b. Traciandesit (latit)
Batuan ini adalah batuan
volcanic berukuran halus hypabisal. Mempunyai penyebaran yang luas dan
komposisi kwarsa lebih besar dari 10 %, komposisi meneralnya hampir sama dengan
andesit. Mineral mafik yang hadir umumnya hornblende hadir > pirokssen.
c. Trakhit.
Secara kimia dapat kelewat
jenuh (hadir kwarsa) dan tidak jenuh silika (hadir feldspatoid). Pada trakhit
potash soda albit atau anorthoklas lebih banyak dan kebanyakan mineral mafic
yang kaya akan soda. Semua trachy adalah porfiritik, dengan fenokris feldspar
dan sedikit fenokris mafik pada matriks komposisi utama sub paralel mikrolit
feldspar. Variasi trakhit lain berdasarkan kehadiran mineral mafiknya. Seperti
trakhit olivine, trakhit hornblende, trakhit biotit. Trakhit feldspatoid bila
kandungan feldpatoidnya lebih besar dari 10 % dan trakhit kwarsa bila kandungan
kwarsanya lebih dari 10 %.
d. Fonolit
Ini merupakan trakhit
undersaturated dengan feldpatoid yang dikandung lebih besar dari 10 %. Yang
dapat dipisahkan dalam bentuk umum atau soda. Phonolit dan subordinat potash
atau leucit, phonolites.
2. Tekstur Kasar
a.
Diorite
Diorit merupakan batuan yang berbutir sedang
dan batuan yang berbutir kasar yang mengandung oligoklas atau andesine, dala
felspar dasar dan hornblende dan biotit merupakan mineral mafik yang utama.
Mempunyai tekstur equigranular dan terkadang porfiritik. Diorit ini mempunyai
variasi yaitu bila kwarsa hadir lebih besar dari 10 % maka disebut diorit
kwarsa dan bila mineral oligoklas, biotit dan kwarsa yang dominan, maka disebut
trandjenit tetapi K-F tidak hadir.
Gambar 2.5. contoh batuan Quartz-Diorit
b.
Monzonit
Monzonit berada pada posisi intermediate
antara syenit dan diorit, karena itu kadang-kadang menunjukkan seperti
syenodiorit. Kwarsa hadir dalam jumlah yang sedikit (lebih kecil dari 10 %),
mempunyai indeks warna 30 – 40 bila kwarsa bertambah maka monzonit akan berubah
menjadi adamelit, bila mineral mafiknya berubah atau meningkat maka monzonit
berubah menjadi kentallinit. Mempunyai tekstur equigranular dengan tekstur
khusus pikilitik, pertit, antipertit, mirmiketik.
c.
Syenit
Berbutir menengah sampai kasar, alkali
feldspar lebih besar 2 atau 3 total feldspar, kwarsa hadir lebih kecil dari 10
%, indeks warna dibawah 40. Variasinya adalah alkali syenit dan alkali lime
syenit atau ortho syenit. Alkali syenit biasanya berasosiasi dengan granit atau
dengan batuan plutonik feldspatoid, alkali lime syenit biasanya berkelompok
dengan monzonit, seperti pada batas tepi facies granit.
Gambar 2.6. Batuan Syenit Di Bawah Mikroskop
d.
Syenit Feldspatoid
Feldspatoid syenit kaya akan feldspatoid.
Feldspatoid yang umumnya melimpah adalah nepheline, analcite, sodalite, dan
nosean. Dan ditunjukkan oleh hadirnya beberapa type dari albit, soda orthoklas,
perthite, anorthoklas, dan juga mineral mafik seperti aegerine aegite,
aegerite, arfvedsonite dan berkevikite. Terdapatnya olivine tetapi piroksen tidak hadir.
2.4.5. Kerabat Batuan
Granodiorit, Adamelit dan Granit
Klan ini termasuk kedalam
batuan beku asam, walaupun ada sebagian ada yang mempunyai komposisi
intermediate keseluruhan persentase mineral kwarsa yang terkandung didalamnya
melebihi 10 %. Dan kandungan dari alkali feldspar sebanyak 1 atau 8 lebih kecil
dari jumlah 1 atau 3 kandungan feldspar. Mempunyai indeks warna lebih kecil
dari 10, hadir plagioklas asam An < 30 atau An < 20. biasanya hadir
tekstur khusus grafik, mirmeketik, granofirik, pertit, antipertit.
Tabel 2.4
Klasifikasi kerabat Granit Granodiorit Adamelit berdasarkan rasio antara KF dan
TF
Tekstur
|
1/8FT <KF<1/3 FT
|
1/3 FT<KF<2/3 FT
|
KF
>2/3 FT
|
Halus
|
Dasit
|
Riodasit
|
Riolit
|
Kasar
|
Granodiorit
|
Adamelit
|
Granit
|
Variasi Batuan
1. Tekstur Halus
a.
Dasit
Dasit adalah granodiorit yang mempunyai
ukuran butir halus, meskipun batas antara dasit dan andesit sedikit lebih
tinggi kadar silikanya dari pada antara granodiorit dan diorit. Kebanyakan
dasit mengandung fenokris, plagioklas, kwarsa, orthoklas atau sanidin, dan pada
umumnya sedikit piroksen, hornblende atau biotit. Masa dasar biasanya gelas.
Kwarsa hadir lebih besar dari 10 %, sering dijumpai tekstur embayment pada
mineral kwarsa dan feldspar yaitu proses korosi pada larutan sisa.
b.
Rhyodasit
Pada hakekatnya rhyodasit disamakan dengan “quartza latite” adanya variasi kandungan
gelas tidak dapat untuk membedakan dengan rhyolit. Atau kecuali dengan dasit.
Kandungan gelasnya dapat dibedakan secara analisa kimia atau pengukuran secara
refraksi kristal atau holokristalin dari rhyodasit dapat dibedakan dengan
decipe sebab pada umumnya kandungan potash feldsparnya lebih banyak dan
fenokris dari plagioklasnya pada umumnya lebih sodik. Batuan ini dapat
dibedakan dari kandungan mineral mafiknya yang dominan hadir adalah hornblende,
biotit dan dapat juga piroksen.
c.
Rhyolit
Rhyolit dapat dibagi menjadi tipe potas dan
soda, pada mulanya mineral mafik yang utama biasanya biotit dan akhirnya
menjadi kaya akan soda amfibol atau piroksen atau keduanya. Mengandung kwarsa
lebih besar dari 10 %.
2. Tekstur Kasar
a.
Granodiorit
Granodiorit kebanyakan penyusun batholit,
dimana kwarsa hadir lebih besar dari 10 %, mineral mafik yang utama adalah
piroksen dan hornblende, mungkin augit bias hadir dalam jumlah banyak kristal
plagioklas dalam granodiorit umumnya berbentuk euhedral atau subhedral kecuali
orthoklas sangat jarang. Tekstur khusus yang biasa hadir inequigranular,
equigranular atau pegmatite.
b.
Adamelit
Komposisi kwarsa pada adamelit lebih besar
dari 10 %, hadir plagioklas asam yang umumnya oligoklas, mempunyai tekstur
hipidiamorfik granular, sering dijumpai tekstur khusus granofirik dan grafik,
mineral mafik yang utama adalah hornblende dan biotit.
c.
Granit
Kebanyakan dari batuan granit
bertekstur hipidiamorfik granular, mineral-mineral mafik dan plagioklas condong
membentuk euhedral, jenis plagioklas yang hadir adalah albit-oligoklas, mineral
penyerta yang hadir topaz, flourit, tourmalin, tekstur khusus yang dijumpai
granopirik dan grafik, tetapi ada sebagian granit yang mempunyai tekstur
nebular berbentuk seperti telur, panjangnya sampai beberapa inci. Kebanyakan
membentuk kulit yang konsentris bergantian antara yang kaya akan mineral gelap
dan terang. Bila mineral hornblende hadir lebih besar dari 10 % disebut
hornblende granit. Gejala lain dalam granit adalah basic segration, dimana magma asam kontak sehingga mafik mineral
mengumpul atau mengelompok (tidak merata) dalam grafik.
|
Gambar 2.7.
Granit Di Bawah Mikroskop
good
BalasHapusterimakasih bg membantu menambah wawasan d bidang petrografi
BalasHapus